Rabu, 10 Juli 2013

Sahabat, peduli

Harapan akan selalu menghantar manusia kepada hari esok. Kalimat ini yang saya coba renungkan, ketika berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat pesisir Muara Gembong. Daerah yang terletak di sebelah timur Teluk Jakarta.


Populasi di daerah ini tidak bisa di bilang sedikit, secara keseluruhan mencapai 6000 jiwa. Profesi masyarakatnya sebagai nelayan tradisional. Kondisi perekonomian lokal dan kualitas sdm di daerah ini pastinya sangat jauh dari yg semestinya ... Jauh dari kebisingan hedonisme kota.
Namun saya sangat kagum dengan semangat dari teman-teman di sana. Mereka mampu mendirikan dan menjalankan 3 Taman Pendidikan Al-Quran. Walau dgn kondisi yang terlihat seadanya ...

Bangunan yg terlihat di gambar ini adalah salah satu bangunan fisik dari tiga TPA yang di gunakan teman-teman untuk menyelenggarakan pendidikan Al-Quran.
Bila air laut pasang dan hujan, maka akan sangat tidak nyaman untuk melakukan aktifitas mengaji di sini ...
Tetapi, betapa semangat untuk mempelajari ilmu agama mengalahkan itu semua.

Sebuah semangat dengan harapan ... bahwa dengan membekali diri dengan ilmu agama, esok menjadi lebih baik.
Bangunan TPA yang teman-teman miliki tidak kokoh. Namun Bangunan Semangat yang meraka dirikin sangatlah kuat. pondasinya menghujam dasar hati. tiang-tiang kesungguhan menopang atap harapan.

Sungguh malu bercermin atas semangat saudara-saudara yang berada disini. Ketika keadaan kita jauh lebih baik, ternyata  kita sangat rapuh ... apakah kita terlalu terbuai dengan cita-cita yang tinggi?

Terlalu banyak perbedaan yang kita kedepankan sehingga kita sulit menjadi sahabat. Terlalu banyak pamrih yang membuat kita sulit perduli ...

Menjadi sahabat itu mudah, perduli itu sederhana ... mari sahabat ... kita perduli














Tidak ada komentar:

Posting Komentar